Bear show time. IHSG closing minus 44 poin asing kembali net sell sebesar Rp 182 M dengan value transaksi harian Rp 3,8 T. Sepanjang sesi IHSG berada dalam tekanan jual yang cukup hebat, meski value dan volume hanya kecil. Tiga besar saham bc yang menjadi motor penurunan indeks diwakili oleh BMRI, KLBF dan GGRM.
Secara umum IHSG memang masih sulit untuk naik dalam jangka pendek. Ini terlihat dari beberapa hari bursa global dan regional naik, tapi IHSG justru bergerak anomali. Penyebabnya tidak lain adalah nilai tukar Rupiah yang terus melemah. Pasar masih melihat sejauh mana pelemahan Rupiah dapat terjadi. Berbagai upaya memang sudah dilakukan oleh BI diantaranya dengan swap FX yang dilaksanakan untuk pertama kalinya dalam tahun ini dan tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan lagi. BI rate yang telah dinaikan sebesar 50 pts, juga belum mampu meredam gerakan Rupiah. Sementara itu beredar rumor kalo inflasi pada minggu ketiga Juli sudah diatas 2 %, kebenarannya tentu harus dicek ulang. Harga bahan pokok yang belum kunjung turun, mendekati Idul fitri, memicu inflasi yang lebih tinggi dari bulan lalu.
Support IHSG masih di 4635, 4591, 4547 dan gap 4495, tetap amati posisi asing. Jika kembali net sell besar, lebih baik cooling down dulu. Sebaliknya net buy tipis atau besar, boleh speculative buy di saham bc, dengan catatan buy on dip or bottom fishing.
Saat artikel ini ditulis Eropa minus diatas 1%, tinggal lihat closing-nya termasuk Dow dan commodity. Oil dan gold juga kembali turun secara bersamaan. Tetap disiplin dengan trading plan dan money management.
Save trade and happy profit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.