Sentimen Rupiah. IHSG closing minus 47 poin asing net sell Rp 647 M dengan value trnsaksi sebesar Rp 6,1 T. Pergerakan saham hari ini lebih cenderung di pengaruhi oleh faktor Rupiah yang masih melemah. Sejak pagi hari sudah menyentuh 11.000 bahkan mencapai 11.100 / U$ yang membuat pelaku pasar mulai tidak nyaman.
Pelemahan Rupiah ini sedikit banyak akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, terutama dari pelaku bisnis industri. Emiten yang banyak memakai bahan baku import dan yang mempunyai hutang dalam U$ akan terbebani cukup berat. Kinerja mereka yang bagus bisa langsung terpotong oleh beban bunga yang tinggi, dan margin yang semakin tipis kecuali menaikkan harga jualnya. Sedangkan bagi emiten yang ekspor produknya akan menjadi mahal harganya dan daya saingnya akan turun terhadap produk sejenis dari negara lain. Satu-satunya yang diuntungkan adalah mereka yang ekspor tapi harganya telah belaku harga internasional seperti emiten commodity. Harga jual mereka tetap dalam U$ juga sama dengan negara lain, tapi setelah terima uang di kurs ke rupiah mereka punya margin lebih banyak karena selisih kurs. Rata-rata emiten commodity beban operasinya dalam bentuk rupiah. Alasan itu yang menyebabkan kenaikan sektor commodity yang sensasional hari ini. Terlihat jelas seperti AALI, LSIP, INCO, ITMG, ADRO, HRUM naik 10% bahkan lebih.
Sektor konstruksi akan terkena imbas dengan kenaikan bahan bakunya, sedangkan kontraknya terkadang tidak bisa diadjust sesuai kenaikan kurs. Jumat akan diumumkan oleh pmerintah beberapa kebijakan untuk menahan kejatuhan bursa dan pelemahan Rupiah. Jika ini cukup efektif, market kan merespon positif.
Sementara itu Eropa juga kembali rebound, tinggal lihat closingnya. Tetap disiplin dengan trading plan dan money management.
Save trade and happy profit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.