Masih dalam flat channel, IHSG closing minus 28 poin. Seperti posting kemarin aksi switching asing masih berlangsung hari ini kembali net sell Rp 273 M. Sektor property, semen, konstruksi dan jalan tol masih melanjutkan rally-nya sedangkan banking sector masih tertekan.
IHSG ditopang oleh ASII dan SMGR, sementara TLKM, BBNI dan GGRM justru berkontribusi menekan indeks. Value transaksi sekitar Rp 3 T yang bisa dikatakan masih di bawah normal. Secara umum belum ada perkembangan baru, masih mengacu ke Eropa dan Dow.
Naik turunnya IHSG masih dalam flat channelnya, yang perlu diperhatikan adalah titik resist dan support terutama 3800 dan 3850 untuk IHSG, serta 12300 untuk Dow. Harga oil di bawh U$ 100 dan gold dibawah U$ 1700 mengindikasikan adanya kebimbangan di market. Tentu saja di balik penurunan tersebut mempunyai cerita tersendiri.
Secara khusus tidak ada saham yang special boleh cermati AKRA dan JPFA, serta GJTL. Hanya saja perluhati-hati saat volume yang bermain tipis alias dibawah normal.
Cermati Eropa dan DOW, serta pergerakan commodity price.
IHSG ditopang oleh ASII dan SMGR, sementara TLKM, BBNI dan GGRM justru berkontribusi menekan indeks. Value transaksi sekitar Rp 3 T yang bisa dikatakan masih di bawah normal. Secara umum belum ada perkembangan baru, masih mengacu ke Eropa dan Dow.
Naik turunnya IHSG masih dalam flat channelnya, yang perlu diperhatikan adalah titik resist dan support terutama 3800 dan 3850 untuk IHSG, serta 12300 untuk Dow. Harga oil di bawh U$ 100 dan gold dibawah U$ 1700 mengindikasikan adanya kebimbangan di market. Tentu saja di balik penurunan tersebut mempunyai cerita tersendiri.
Secara khusus tidak ada saham yang special boleh cermati AKRA dan JPFA, serta GJTL. Hanya saja perluhati-hati saat volume yang bermain tipis alias dibawah normal.
Cermati Eropa dan DOW, serta pergerakan commodity price.
Save trade and happy profit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.